Rabu, 03 Februari 2010

SISTEM REPRODUKSI PRIA

SISTEM REPRODUKSI PRIA


Sistem reproduksi pria meliputi : organ-organ reproduksi, spermatogenesis, dan hormone pada pria.

Organ-Organ Reproduksi

a. Organ reproduksi dalam

 Testis, berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes=jamak). Testis terdapat dibagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testosteron.

 Saluran pengeluaran, terdiri dari :
Epididimis, merupakan saluran berkelok-kelok didalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.



Vas deferens, Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

Saluran ejakulasi, Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

Uretra, merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.



 Kelenjar Asesoris, selama sperma melalui saluran pengeluaran terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakan sperma kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari kelenjar Cowper,
.
 Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

 Kelenjar prostat, Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.

 Kelenjar Cowper, (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

b. Organ Reproduksi Luar

 Penis, terdiri dari 3 rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletakdibagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa, satu rongga lagi berada dibagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Bila ada suatu rangsangan rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengambang (ereksi).

 Skrotum (kantung pelir), merupakan kantung yang didalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos) yang berfungsi untuk menggerakkan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur didalam skrotum juga terdapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.

Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.







Spermatogenesis

Terjadi didalam testis tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel yang mana bertujuan untuk memebentuk sperma fungsional pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.

Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan epithelium germinal (jaringan epithelium benih) yang berfungsi para saat spermatogenesis pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat didalam ruang testis (lobules testis).

Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Lobulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal yang disebut (spermatogonium=tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus menerus membelah untuk memperbanyak diri sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.

Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan). Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid.

Spermatid merupakan calon sperma yang belum dimiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.

Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma , akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan diujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandumg enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.

Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.






BAB 4
Hormon Pada Pria

Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormone, yaitu testosteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormone pertumbuhan.
Testosteron
Testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus. Hormone ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testosteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat antrogen yang mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya kedalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormone ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon tumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolism testis. Hormone pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Gangguan Pada Sistem Reproduksi Pria
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testi yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormone seperti hormone androgen dan testosterone. Gangguan ini menyebabkan infertilitas impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormone.
Kriptorkidisme
Adalah kegagalan dari satu atau dua testis untuk turun dari rongga abdomen kedalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormone human chorionic gonadotropin untuk merangsang testosterone. Jika belum turun juga dilakukan pembedahan.
Uretritis
Adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

Epididimitis
Adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis

Adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa menyebabkan infertilisasi.


KESIMPULAN


Sistem reproduksi pria meliputi : organ-organ reproduksi, spermatogenesis, dan hormon pada pria.
Organ-organ reproduksi terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ reproduksi dalam terdiri dari : testis, saluran pengeluaran, kelenjar asesoris, vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper.
Organ reproduksi luar terdiri dari : penis, skrotum (kantung pelir).

Spermatogenesis terjadi didalam testis tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel yang mana bertujuan untuk memebentuk sperma fungsional pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormone, yaitu testosteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormone pertumbuhan.




DAFTAR PUSTAKA


Www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar