Rabu, 03 Februari 2010

sistem reproduksi wanita

2.1 Fungsi Reproduksi Wanita
Alat reproduksi wanita mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Fungsi Seksual
Alat yang berperan adalah vulva clan vagina. Ketenjar pada vulva yang dapat
mengeluarkan cairan, berguna sebagai pelumas pada saat sanggama. Selain itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir.
2. Fungsi Hormonal
Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur dan rahim didalam
memperlahankan ciri kewanitaan dan pengaturan haid. Perubahan-perubahan fisik dan psikhis yang terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita erat hubungannya dengan fungsi indung telur yang menghasilikan hormon-harmon wanita yaitu estrogen dan proqasteron. Dalam masa kanak-kanak indung telur belum menunaikan fungsinya dengan baik. indung telur mulai berfungsi yaitu kurang lebih pada usia 9 tahun, mulailah ia secara produktif menghasilkan hormone-hormon wanita. Hormon-hormon ini mengadakan interaksi dengan hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak. Akibatnya terjadilah perubahan-perubahan fisik pada Wanita, seperti terjadi pertumbuhan payudara, kemudian terjadi pertumbuhan rambut kemaluan, disusul rambut-rambut di ketiak. Selanjutnya terjadilah haid yang pertama kali yang disebut menarche, yaitu sekitar usia 10-16 tahun. mula-mula haid datang tidak teratur, selanjutnya timbul secara teratur. Sejak saat inilah seorang wanita masuk kedalam masa reproduksinya yang berlangsung kurang lebih 30 tahun. Pertumbuhan badan menjelang menarche dan 1 sampai 3 tahun setelah menarche berlangsung dengan cepat, saat ini disebut masa pubertas. Setelah masa reproduksi wanita masuk kedalam masa klimakterium yaitu masa yang menunjukan fungsi indung telur yang mulai berkurang. "la-mula haid menjadi sedikit, kemudian datang 1-2 bulan sekali atau tidak teratur dan akhirnya berhenti sama sekali. Bila keadaan ini berlangsung 1 tahun, maka dikatakan wanita mengalami menopause. Menurunnya fungsi indung telur ini sering disertai gejala-gejala panas, berkeringat, jantung berdebar, gangguan psiklis yaitu emosi yang labil. Pada saat ini terjadi pengecilan alat-alat reproduksi dan kerapuhan tulang.
Menstruasi atau haid yang terjadi secara siklis, 24-36 hari sekali, timbul karena pengaruh-pengaruh hormon yang berinteraksi terhadap selaput lendir rahim (endometrium).
Lapisan tersebut berbeda ketebalannya dari hari kehari, paling tebal terjadi pada saat masa subur, yang mana endometrium dipersiapkan untuk kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, lapisan ini mengelupas dan terbuang berupa darah haid. Biasanya haid berlangsung 2- 8 hari dan jumlahnya kurang lebih 30-80 cc. Sesaat setelah darah haid habis, lapisan tersebut mulai tumbuh kembang, mula-mula tipis kemudian bertambah tebal untuk kemudian mengelupas lagi berupa darah haid, Menjelang haid dan beberapa hari saat haid wanita sering mengeluh, mudah tersinggung, pusing, nafsu makan berkurang, buah dada tegang, mual dan sakit perut bagian bawah. Kebanyakan wanita menyadari adanya keluhan ini dan tidak mengganggu aktivitasnya, tetapi beberapa wanita merasakan keluhan ini berkelebihan. Berat ringannya keluhan ini, sesungguhnya tergantung dari latar belakang psikobgis dan keadaan emosi pada saat haid.
3. Fungsi reproduksi
Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur dan rahim. Sel telur yang setiap bulannya dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa subur akan masuk kedalam saluran telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria ( spermatozoa ) membentuk organisme baru yang disebut Zigot, pada saat inilah ditentukan jenis kelamin janin dan sifat -sifat genetiknya. Selanjutnya zigot akan terus berjalan sepanjang saluran telur dan masuk kedalam rahim. Biasanya pada bagian atas rahim zigot akan menanamkan diri dan berkembang menjadi mudlgah. Mudlgah selanjutnya tumbuh dan berkembang sebagai janin yang kemudlan akan lahir pada umur kehamilan cukup bulan. Masa subur pada siklus haid 28 hari, terjadi sekitar hari ke empat belas dari hari pertama haid. Umur sel telur sejak dikeluarkan dan indung telur hanya benumur 24 jam, sedangkan sel benih pria berumur kurang lebih 3 hari.

2.2 Fisiologi Genitalia interna Wanita
.
a. Vagina (saluran senggema)
Merupakan saluran muskulo-membrannasea (otot selaput) yang menghubungkan rahim dengan dunia luar.
Fungsi terpenting adalah
 Sebagian jalan lahir bagian lunak
 Sebagai sarana hubungan seksual
 Saluran untuk mengalirkan lender dan darah menstruasi
Lendir vagina banyak mengandung glikogen yang dapat dipecah oleh bakteri Doderlein, sehingga keasaman cairan vagina sekitar 4.5 (bersifat asam)


Vagina dilapisi oleh epitel pipih bertatah non – keratinisasi ( non-keratinized stratified squamous epithelium ) yang sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.




Pada vagina neonatus terdapat koloni bakteri aerobik dan anerobik yang diperoleh saat melewati jalan lahir.
Epitel vagina neonatus bersifat sangat estrogenik dan mengandung banyak glikogen yang mendukung pertumbuhan laktobaksil yang memproduksi asam laktat, situasi ini menyebabkan pH vagina yang rendah (kurang dari 4.7) yang selanjutnya mendorong pertumbuhan lebih lanjut dari mikroflora asidofilik – protektif.
Beberapa hari setelah lahir, kadar estrogen menurun dan epitel vagina menjadi tipis, atropi dan memiliki kandungan glikogen yang amat sedikit. Dalam lingkungan seperti ini, pH meningkat dan organisme yang asidofilik tidak lagi dapat hidup. Sebagai akibatnya, mikroflora vagina yang dominan adalah coccus dan basilus gram positif.
Saat pubertas terjadi steroidogenesis ovarium , vagina kembali berada dibawah pengaruh estrogen dan kadar glikogen meningkat kembali. Laktobasilus penghasil asam laktat dan hidrogen peroksida (H2O2) menjadi predominan kembali. Sehingga PH vagina menjadi 3.5 – 4.5. Meskipun demikian , terdapat rentang lebar bakteri aerobik dan anerobik yang dapat dibiakkan melalui vagina normal. Sebagian besar wanita memiliki 3 – 8 jenis bakteri berbeda pada satu saat tertentu. Asam laktat, hidrogen peroksida, dan berbagai bahan lain yang diproduksi oleh laktobaksil memberi perlindungan traktus reproduksi bagian bawah terhadap berbagai penyakit menular seksual dan HIV.
Sejumlah faktor dapat mempengaruhi efek perlindungan yang diberikan oleh floranormal vagina :
1. Antibiotika
Pemberian antibiotika jangka panjang akan menekan bakteri komensal sehingga strain patogenik (terumata jenis jamur) akan menjadi predominan.
2. Pembilasan vagina ( “vaginal douching”)
Pembilasan vagina menggunakan air biasa atau dengan larutan yang non-buffered untuk sementara waktu akan menyebabkan perubahan keasaman vagina atau menekan bakteri endogen secara selektif
3. .Sanggama
Cairan semen meningkatkan keasaman vagina dengan pH mencapai 7.2 selama 6 – 8 jam sehingga vagina menjadi rentan terhadap infeksi kuman penyebab PMS. Selain itu, selama sanggama, transudat vagina yang berfunsgi sebagai lubrikan dan memiliki pH yang sama dengan pH darah yaitu sekitar 7.4 sehingga vagina menjadi peka terhadap infeksi mikroflora abnormal vagina
4. Benda asing
Tertinggalnya diafragma , kondom atau berbagai benda kecil (pada anak anak ) akan mengganggu mekanisme pembersihan vagina yang normal sehingga memudahkan terjadinya infeksi sekunder.








FISIOLOGI CAIRAN VAGINA
Cairan vagina adalah campuran yang terdiri dari lendir servik (sebagian besar)
cairan edometrium dan tuba falopii, eksudat dari Kelenjar Bartholine dan Skene transudat dari epitel pipih vagina yang mengalami eksfoliasi produk metabolisme mikroflora vagina.
Cairan vagina terdiri dari protein, polisakarida, asam amino, enzym.
Peningkatan jumlah cairan vagina dan cairan endoservikal secara fisiologis terjadi pada kehamilan pertengahan siklus menstruasi dan selama sanggama.
Pada masa pasca menopause ( tidak menggunakan hormon estrogen ), terjadi penurunan jumlah cairan vagina secara drastis sehingga keadaan ini merupakan predisposisi terjadinya infeksi dari berbagai mikroflora eksogen, spesies staphylococcus dan streptococcus.

PEMERIKSAAN CAIRAN VAGINA
Pasien vaginitis seringkali mengeluhkan adanya pengeluaran cairan dari vagina. Karakteristik cairan vagina yang keluar dapat membantu penegakkan diagnosa warna , viskositas, corak dan bau .
Ph vagina normal pada wanita usia reproduksi adalah kurang dari 4.7 , penentuan ph vagina dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus dengan rentang ph yang teliti ( 3.5 – 7.5 ).

Pemeriksaan adanya “amine odor” ( bau amis ) atau yang disebut sebagai whiff test positif dilakukan dengan memberikan beberapa tetes KOH 10% pada sediaan cairan vagina yang terdapat di spekulum. pada vagina yang tidak sehat ada bau yang timbul pada pemeriksaan diatas. Adanya bau amis ( amine odor ) mengarahkan dugaan pada infeksi trichomonas atau vaginosis bakterial
Pemeriksaan sediaan basah pada cairan vagina dilakukan dengan menggunakan kapas-lidi (“cotton bud” ) yang dioleskan ke fornix posterior dan di suspensi dengan 2 ml NaCl. Setetes larutan sediaan tersebut diletakkan pada gelas pemeriksa dan ditutup dengan object glass kemudian dilakukan pemeriksaan dibawah mikroskop.











b. Rahim (uterus)
Fungsi terpenting
 Sebagai alat tempat terjadinya menstruasi
 Sebagai alat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi
 Tempat pembuatan hormone missal HCG
Uterus di dalam perut terapung-apung tetapi terpeksasi oleh jaringan jaringan ikat dan ligamentum-ligamentum seperti:
1. Ligamentum cardinale
Fungsinya adalah Mencegah supaya uterus tidak turu,
2. Ligamentum sakro uterinum
Fungsinya adalah mencegah uterus supaya tidak dapat bergerak..
3. Ligamentum rotundum
Pada wanita hamil sering mengalami nyeri daerah kaki bawah dikarenakan ligament rotundum tegang.
4. Ligamentum latum
5. Ligamentum infundibulum
6. ligamentum ovarii proprium
c. Tuba Fallopii
Fungsinya sangat vital dalam proses kehamilan yaitu:
 Menjadi saluran tempat bertemunya spermatozoa dan ovum
 Menangkap ovum
 Tempat terjadinya pembuahan(fertilitas)
 Menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.
Fungsi tuba:
 Tempat terjadinya fertilisasi
 Saluran yang menghasilkan hasil konsepsi
 Fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium
d. Indung Telur (ovarium)
Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama sehingga mempunyai dampak keperempuanan dalam mengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur setiap bulan silih berganti kanan dan kiri,pada saat dikeluarkan perempuan disebut dalam masa subur.
Produksi telur pada perempuan sesuai dengan usia adalah sebagai berikut:
Saat lahir bayi mempunyai sel telur 750.000 telur
Umur 6-15 tahun mempunyai sel telur 439.000 telur
Umur 6-25 tahun mempunyai sel telur 159.000 telur
Umur 26-35 tahun mempunyai sel telur 34.000 telur
Masa menopause semua telur menghilang.
Fungsi Ovarium
 Sebagai penghasil sel telur
 Sebagai organ yang menghasilkan hormone(ekstrogen dan progesteron.







2.3 Fisiologi Genetalia Eksterna Wanita

Gambar1. Organ reproduksi eksternal pada wanita. Dinding vagina anterior terbawah terlihat di balik labium minus. Pada nulipara, orifisium vaginae tidak mudah terlihat (inset) oleh karena kedua labium minus yang saling mendekat Pudenda sering disebut sebagai vulva dan meliputi semua struktur yang terlihat diantara pubis sampai perineum.
1. Mons Pubis ( mons veneris ) terdiri dari jaringan lemak yang berada pada dinding depan abdomen diatas simfisis pubis.
Fungsinya untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
2. Labium Minus.
Berupa dua buah lipatan kulit yang berjalan dari klitoris dan menyatu dibagian posterior untuk membentuk frenulum labia minora atau fourchette.
3. Labia mayora
Fungsinya untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.
4. Labia minora
Fungsinya ntuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pembuluh darah dan saraf.
5. Klitoris
Berada di ujung anterior labia minor. Terdiri dari 2 buah corpus cavernosum yang merupakan jaringan erektil di dalam selaput tipis jaringan ikat dan sebagian diantaranya menyatu sepanjang tepi medial untuk membentuk korpus klitoris.
Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual.
6. Vestibulum
Berfungsi untuk mengaluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
7. Hymen
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun secret dan cairan dari genetalia internal dapat mengalir ke luar.




2.4 faktor Faktor Yang Mempengaruhi Menstruasi
1. system saraf pusat dengan panca inderanya
pada anak-anak paca indera dan emosi belum memberi rangsangan, sampai berangsur-angsur terjadi perubahan setalah mencapai umur sekitar 12-16 tahun. Mula-mula anak laki-laki dan perempuan bermain bersama tanpa ada rasa malu, tetapi menjelang umur makin tua, mengalami perubahan emosi dan rangsangan panca indera. Rangsangan tersebut di hambat kelanjutannya oleh nucleus amygdale, sebagai inhibitor puberitas (penghambat puberitas) sehingga baru akan disalurkan perlahan-lahan menuju hypothalamus pada umur pubertas, sekitar 12-15 tahun.
Demikian juga factor emosi belum menunjukan pengaruhnya secara langsung pada hypothalamus sehingga menarche belum terjadi. Semakin dewasa umur seorang wanita, semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap hypothalamus, sehingga mengeluarkan secret (cairan) neurohormonal menuju hypophisis melalui system portal, serta mempengaruhi lobus anterior hyphopisis.
2. system hormonal, aksis hypothalamus-hypophis-ovarial
hambatan rangsangan panca indera menuju hypothalamus melalui nucleus amygdale dan rangsangan emosi secara langsung pada hypothalamus semakin lama semakin berkurang, sehingga akhirnya mengeluarkan secret neurohormonal melalui system portal untuk mempengaruhi hypophisis guna mengeluarkan:hipofisis gonadotrophin dalam bentuk FSH dan LH untuk selanjutnya mempengaruhi ovarium.
Untuk dapat saling mempengaruhi maka system hipotalamus, hipofisis, dan ovarium merupakan satu kesatuan.
3. perubahan yang terjadi pada ovarium
diperkirakan setiap wanita mempunyaisekitar seratus ribi folokel primordial yang dapat berkembang setalah rangsangan dari hipofisis dalam bentuk hormone FSH, LH, dan prolaktin.
4. perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir
uterus dengan lapisan lendirnya merupakan organ akhir proses siklus menstruasi, dimana hormone estrogen dan progesterone mempengaruhi pertumbuhannya. Selama pertumbuhan dan perkembangannya, folikel primordial mengeluarkan hormone estrogen yang mempengaruhi endometrium
ke dalam proses froliverasi sejak akhir menstruasi sampai terjadi ovulasi.














Akibat pengeluaran estrogen dan progesterone turun dan berhenti terjadi vasokontriksi pembuluh darah dan segera diikuti vasodilatasi. Situsi demikian menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam bentuk serpihan dan perdarahan yang disebut menstruasi.
Menstruasi terjadi dalam 4 fase yaitu:
1) Stadium Menstruasi
 Berlangsung sekitar 3 sampai 5 hari
 Lapisan stratum kompakta dan spongiosa dilepaskan.
 Tertinggal lapisan stratum basalis 0,5 mm
 Jumlah peredaran sekitar 50cc, tanpa terjadi bekuan darah karena
mengandung banyak Fermen.
 Bila terdapat gumpalan darah, menunjukkan perdarahan menstruasi
cukup banyak
2) Stadium Regenerasi
Stadium ini dimulai pada hari ke empat menstruasi, dimana luka bekas deskuamasi endometrium di tutup kembali oleh epitel selaput lendir endometrium. Sel basalis mulai berkembang mengalami mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbul kembali.
3) Stadum Ploliferasi
Pada stadium proliferasi lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat dari jaringan ikatnya sehingga berkelok-kelok. Lapisan atasnya tempat saluran kelenjar tampaknya lebih kompak disebut”stratum kompakta”.sedangkan lapisan yang mengandung lapisan yang berkelok, menjadi lebih longgar disebut “stratum spongiosa”. Stadium floliferasi berlangsung sejak hari ke 5 sampai 14, dan tebal endometrium sekitar 3,5 cm.
4) Stadium Pramenstruasi(sekresi)
Pada stadium regenerasi sampai stadium plofirasi endometrium dipengaruhi oleh hormone ekstrogen dan pada saat ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormone ekstrogen dan progesteron yang mempengaruhi endometrium ke dalam stadium sekresi.dalam stadium sekresi tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan megeluarkan secret. Disamping itu sel endometrium mengandung banyak glikogen, protein, air dan mineral. Sehingga siap untuk menerima implantasi dan memberikan nutrisi pada zigot.
stadium sekresi berlangsung sejak hari ke14 sampai 28 dan umur korpus luteum hanya berlangsung 8 hari. Setelah mencapai umur 8 hari korpus luteum mengalami kematian sehingga tidak mengeluarkan hormone ekstrogen dan progesteron dan menimbulkan iskemia stratum kompakta dan stratum spongiosa. Stadium iskemia berlangsung sebentar dan di ikuti stadium vasodilatasi pembuluh darah yang menyebabkan deskuamasi lapisan endometrium dalam bentuk perdarahan menstruasi.
5. rangsangan estrogen dan progesterone pada panca indera, langsung pada hypothalamus, dan melalui perubahan emosi.





2.5 Perhitungan Masa Subur
Masa subur perlu diperhitungkan untuk dapat menetapkan kapan melakukan hubungan seks bagi mereka yang ingin punya anak serta menghindari hubungan seks bagi mereka yang tidak ingin punya anak. Pelepasan ovum bervariasi waktunya sesuai dengan factor emosi wanita yang mempengaruhi refleks hipotalamus sehingga dapat mempengaruhi pengeluaran releasing factor FSH dan LH dan pengeluaran FSH dan LH serta akan mempengaruhi waktu ovulasi
Untuk menetapkan masa subur dapat dipergunakan perhitungan sebagai berikut:
1. Perhitungan masa subur, mulai dari hari pertama menstruasi ditambah 12, dan masa subur berakhir ditambah 19 dengan puncaknya hari ke14.
Contoh: Menstruasi tanggal 7 januari 1993. Perhitungan masa suburnya adalah mulai dari tangal 19( 7+ 12 )sampai tanggal 26( 7+19 ) dengan puncaknya yaitu 21 januari 1993( 7+14 ).
2. memperhitungkan suhu basal, Karena pengaruh ekstrogen dan progesteron yang dapat menaikan suhu basal badan dengan deviasi sekitar 0,5 c. Ovulasi menyebabkan suhu basal bersifat bifasik.
3. Memperhatikan lender-lendir cairan servik yang bersifat
o Basis
o Jernih dan transparan yangmudah di tembus spermatozoa
o Mempunyai kemampuan regang 15 sampai 20 cm
4. Tes cairan serviks saat ovulasi dapat membentuk susunan daun fakis
5. Mikrokuretage menjelang atau hari pertama menstruasi yangn menunjukkan fase sekresi, berarti terjadi ovulasi sehingga wanita mempunyai minggu subur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar